
Ansorpedia.or.id – Sinergitas luar biasa terjalin antara Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor Kota dan Kabupaten Sukabumi dengan Komunitas Turats Ulama Sunda dalam upaya melindungi dan mewarisi kearifan Nusantara. Kolaborasi ini diwujudkan melalui partisipasi aktif dalam Bimbingan Teknis Preservasi Manuskrip yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) di Jakarta pada tanggal 29-30 Oktober 2025.
Acara Preservasi ini bertujuan membekali para pegiat turats dan santri dengan metode teknis untuk memperpanjang usia serta menjaga keaslian karya-karya bersejarah, khususnya manuskrip para Ulama Nusantara.
Pentingnya Preservasi Manuskrip Ulama Para tokoh yang hadir menekankan bahwa menjaga manuskrip adalah cara merawat peradaban dan gagasan luhur para pendahulu.
Sahabat Shofiyullah sebagai Ketua Rijalul Ansor Kota Sukabumi menyatakan, Preservasi adalah konsep pemeliharaan, penjagaan, dan pengawetan yang sangat vital untuk memperpanjang usia karya agar tidak rusak atau hilang, terutama mengingat saat ini literasi Manuskrip dan Karya Para Ulama Nusantara masih minim.
Sejalan dengan pemikiran Sahabat Zaini Lutfi Sebagai Ketua Rijalul Ansor Kabupaten Sukabumi menambahkan bahwa merawat warisan ulama adalah cara peradaban Nusantara harus dirawat.
Warisan Gagasan yang Tak Hilang; Para perwakilan ulama dan santri juga menyampaikan pandangan filosofis mengenai nilai historis dan keilmuan manuskrip.
Perwakilan Turats Ulama Sukabumi Kyai Dahlan mengingatkan, “dari naskah kita belajar bahwa yang hilang hanya waktu bukan gagasan pemikiran.” Manuskrip menjadi bukti bahwa ide dan ilmu ulama tetap abadi.
Gus Ilham (Kyai Ilham Ramdhani), salah satu Putra Ulama Sepuh Sukabumi, menekankan bahwa yang terpenting dari Preservasi adalah menjaga karyanya, bukan sekadar berbangga, tetapi menjaga apa yang sudah digagas dan diaplikasikan para ulama.
Gus Dado (Kyai Fahmi Isnudin Abdul Hakim), Putra Ulama Sepuh Sukabumi lainnya, menyebut bahwa merawat setiap coretan karya ulama adalah wujud mengaplikasikan mahabbah (cinta) para santri terhadap ulama Nusantara. Beliau menambahkan, “Dari sejarah kita belajar bahwa hal-hal sederhana di masa lalu akan menjadi monumental di masa kini dan seterusnya.”
Penekanan spiritual juga disampaikan oleh Kyai Usman Hasan Cicit Syaih Kholil Bangkalan yang menegaskan bahwa hal-hal yang bersifat keilmuan harus dilaksanakan dengan Ikhlas Lillahi Ta’ala.
Sinergi antara organisasi kepemudaan (Rijalul Ansor), pelestari warisan (Turats Ulama), dan lembaga negara (Perpusnas RI) ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam upaya penyelamatan dan pendokumentasian kekayaan intelektual keagamaan Nusantara.